Rabu, 23 Mei 2012


Suku Migani dan Kekayaan Alam, Foto: Martinus Nayagau
Aku di lahirkan dalam budaya dan adat Migani, namun bukan di besarkan dalam budaya dan adat Migani. Sejak ku kecil Ku tinggalkan orang tuaku, namun saat ini ku sadar bahwa budaya merupakan Darah dalam Daging ku yang membuat Aku dapat bertahan Hidup. Jika tidak ada Darah dalam tubuh ku, aku sama saja dengan orang mati, sehingga aku katakan Budaya – ku merupakan Jati Diri Ku, Jati Diri ku merupakan Darah ku. Untuk itu aku mencoba untuk belajar mengembangkan dan mempertahankan Budaya Migani.

Pada tanggal 2 Juli 1984 Aku (Misael Maisini) dilahirkan  di Ndugusiga Desa Titigi. Nama Misael Maisini diberikan oleh Bapaku “M. B . M” yang sudah meninggal Dunia sejak aku dibangku SD kelas 3, sedangkan Ibuku yang melahirkan, merawat, membesarkan dan memberi ku Dorongan memberiku nama Joni, namun nama ini tidak dipakai hingga saat ini.

            Ku tinggalkan  Ibuku dan Adik – Adik ku sejak tahun 1998 menuju salah satu SMP Ternama dan terkenal di pesisir Pantai Mimika. SMP itu dibangun oleh Missi Katolik Keuskupan Jayapura.  Aku selesai SMP pada tahun 2000 dan tiba di Jayapura pada tahun 2001. Aku  masuk Sekolah di salah satu SMA di Abepura, Namun karena pengaruh lingkungan yang sangat kuat, aku keluar Sekolah pada SMA Kelas 2 dan Aku melanjutkan Sekolah di salah satu SMA di Waena pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2006.

 Aku mencoba masuk di 2 Jurusan yang beda kampus dan ternyata ke - dua 2 - nya dinyatakan telah berhasil, namun ku memilih di jarak yang lebih dekat dari tempat tinggalku. Saat ini ku sudah dibukit untuk mencapai kepuncak gunung dan mengakhiri perjalanan ku. 

Sudah 12 Tahun lamanya Aku di Tempat ini untuk belajar melihat, merasakan dan mengalami semua sandiwara perjalanan ini. Dengan belajar melihat, merasakan dan mengalami hal – hal itu, aku ingin mencoba dan mencoba melakukan perubahan pada diri sendiri dan sesama. Aku tidak suka banyak bicara, tapi banyak mendengar untuk melakukan sebuah Tindakan Nyata.
Kini tiba saatnya ku tinggalkan tempat ini dan mengelilingi samudra, lalui Gunung, Bukit, Telaga, Gua, Rimba dan ku Ingin Berada di Negeri ku yang ditutupi dan diselimuti oleh kabut dan Salju Abadi, yakni Negeri Intan yang sangat Misteri. Ku ingin berada di negeri Intan untuk berbicara dengan Alam Raya dan Manusia serta hewan yang menghuni didalam – nya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar